Kamis, 11 Februari 2016

Dariku, Kepada-Nya, Untukmu

Terimakasih untuk 261 hari belakangan ini. Kamu adalah apa yang selalu aku tulis dalam buku harianku. Kamu adalah apa yang selalu aku ceritakan pada Tuhan. Kamu adalah apa yang selalu aku banggakan didepan teman-temanku. Semua detil tentangmu terekam jelas diingatanku, sehingga aku bisa dengan leluasa menulis bahkan menceritakan segala tentangmu.

Terimakasih karena kamu pernah membuat hati ini merasa tenang.. Maaf aku mengatakan pernah karena mungkin sekarang tak lagi.. Karena mungkin sekarang tidak akan pernah sama lagi seperti dulu. Aku rindu beberapa detik pelukmu. Aku rindu caramu menjelaskan tentang ilmu sejarah padaku. Aku rindu caramu memintaku untuk masuk agamamu. Aku rindu suaramu yang memanggil namaku saat kamu datang ke kediamanku. Aku rindu beberapa waktu yang lalu saat kita masih baik-baik saja.

Dari sekian banyak yang aku rindu darimu, ada lebih banyak  yang aku benci dari kita. Aku benci ketika aku tidak bisa memberimu sesuatu dihari ulang tahunmu. Aku benci ketika kamu tidak sekalipun menemuiku saat hari ulang tahunku. Dan aku benci saat kita tidak bisa merayakan malam pergantian tahun baru berdua. Aku benci ketika kamu marah hingga membuatku lebih geram. Aku benci ketika kamu ingkar janji untuk menjemputku dibandara. Aku benci ketika baru beberapa waktu yang lalu kita putus, kamu cepat-cepat cari pengganti semudah angin berhembus. Tidakkah kamu mendua sebelum aku pulang dari Jakarta? Kenapa hatiku rasanya seremuk ini? Sakit…

Sampai saat ini, aku masih sendiri. Aku memutuskan untuk menyendiri karena aku tahu, sekalipun aku cari pengganti, ia hanya akan menjadi pelarian hati. Aku tidak ingin menyakiti siapa-siapa, terlebih hatiku sendiri. Aku cukup mencintaimu dalam hati, kemudian hatiku ku serahkan pada Tuhan. Biar Dia yang menjaganya. Menjaga perasaanku. Menjaga bahagiamu..

Sleeping is so hard when i can't stop thinking about you