Jumat, 17 Juni 2016

Jumat, 10 Juni 2016

Aku telah menjadi seorang pengecut karena berusaha membencimu. Aku adalah seorang pecundang yang tidak berani mengucapkan sepatah katapun saat kamu memilih untuk menyerah. Aku seperti daun gugur yang tertiup angin, semakin jatuh terhempas tanpa tahu bagaimana cara untuk menyelamatkan diri. Masih bisakah daun gugur menyelamatkan diri dari pohon yang sudah tidak menginginkan keberadaannya lagi sebagai bagiannya?
Aku ingin kamu tahu, sepilu apapun hati ini karenamu, aku tidak pernah sedikitpun membencimu. Aku hanya membenci diriku sendiri. Aku membenci diriku sendiri yang hanya bisa diam. Membiarkan kamu memilih menyerah dengan keadaan.

Mestinya aku baik-baik saja. Mestinya aku jauh lebih merelakanmu daripada aku harus mengkhianati agamaku. Tapi kenyataannya berlawanan. Aku lemah. Pernah tahu rasanya tersayat pisau tajam? Pernah tahu betapa tidak enaknya nyeri hati? Itu yang aku rasakan sekarang. Hati ini porakporanda, menjerit minta dibius agar sebentar saja tidak kesakitan. Hatiku bertanya, "Kenapa Tuhan menciptakan perbedaan agama kalau menyatukan perbedaan itu harus ada dosa yang ditanggung?".

Apanya yang salah? Bukankah kebenaran itu semu? Lalu kenapa setiap orang membenarkan agamanya masing-masing dan mengatakan agama lain selain yang dianutnya adalah salah. Bukankah semua agama itu baik? Semua agama mengajarkan kebaikan dan semua agama mengajarkan cinta?

Aku yang sedang belajar untuk ikhlas.

Jumat, 13 Mei 2016

Lagi..
Malam ini pipiku basah lagi. Malam ini hatiku porakporanda lagi. Kebiasaanmu yang hilang dan muncul tiba-tiba tak pernah bisa membiasakan hatiku.
Setiap hari aku harus menenangkan rindu yang berteriak mencari dimana tuannya, karena kenyataannya dia tidak diaku siapa-siapa. Kamu bersamanya sejak kemarin hingga hari ini, sedang aku selalu menjadi sendal jepit yang meski nyaman namun tak akan pernah digunakan dalam acara-acara peringatan. Kamu tahu aku ada, kamu mencariku saat ingin mencurahkan perasaanmu tentang dia lalu aku dengan mati-matian harus menahan diri bahwa orang yang aku cintai sedang bercerita banyak tentang orang yang dia cintai. Lagi-lagi aku tidak berdaya, aku menurunkan kasta, setoples air mata telah kutampung dengan percuma, sebab tak akan memberi pengaruh apa-apa bagi hatimu yang hanya untuknya. Sepenggal harapan hati hanya ingin istirahat menanti, setelah berjuta hari menunggumu di sini. Mencintamu itu bukan penyesalan, namun nyatanya tak ada cinta yang tak ingin diberi balasan.. Yang kuingin kepastian, tentang tarik menarik asa dan rasa yang seperti tak ada ujungnya. Yang kuingin cinta yang sederhana, cukup sederhana hingga aku tak perlu meminta apa-apa untuk dapat merasa bahagia, hingga aku tak perlu merasa kecewa sebab keinginan tak sejalan dengan kenyataan, hingga aku tahu rasanya dicinta tanpa perlu mengiba..

Senin, 25 April 2016

Kalau boleh jujur, aku ingin bilang jika selama ini aku tidak benar-benar pergi. Aku masih disini, menanti barangkali Tuhan memberi izin untuk kita bersama tanpa bicara soal agama kita yang berbeda. Barangkali Tuhan memberi isyarat kalau cinta memang tidak memandang bagaimana  cara kita menyembah-Nya. Aku masih disini, berharap kita akan baik-baik saja selamanya. Tapi hari ini aku memberanikan hati untuk memilih melangkah pergi. Benar-benar pergi, karena hari ini kamu meyakinkanku bahwa sekarang bukan aku pengisi hatimu. Kamu menegaskan bahwa selama ini hanya aku yang menunggu. Tidak denganmu. Jadi sia-sia selama ini aku menunggu? Jadi sudah ada penggantiku diruang pikirmu? Kenapa masih bilang cinta kalau sudah ada dia? Apa aku terlalu bodoh menanti yang tak pantas dinanti? Aku pikir kita sama-sama mendekap dengan doa. Ternyata aku salah. Dan sampai detik ini, aku masih mendoakan kebahagiaanmu. Meskipun bukan denganku, semoga bahagia dengan pilihannu. Mendewasalah ! Karena cinta bukan hanya tentang kesenanganmu.
Aku ingat 352 hari yang lalu, dimana kita awal bertemu, hanya dengan kamu tersenyum semudah itu aku menjatuhkan hati. Dan setelah 352 hari, hari ini hatiku semakin jatuh lagi, tapi kali ini jatuh ke dalam lautan yang aku sendiri tidak mampu menyelamatkannya. Aku tidak bisa berenang, aku tidak tahu harus bagaimana.
Dan hari ini juga, kamu yang bilang kalau kamu membenciku. Padahal harusnya aku yang membencimu. Baiklah, barangkali Tuhan telah menyiapkan penggantimu. Aku ikhlas kebencianmu yang akan membantumu untuk tidak hadir lagi dihidupku selamanya. Pergilah ! Berbalik arah !! Aku pun juga. Aku pergi.

Sabtu, 16 April 2016

Hi, apa kabar?
Maaf, sejak saat aku menyadari kalau kita mustahil bersama, aku memutuskan untuk tidak lagi menghubungimu bahkan membalas pesan basa-basimu. Maaf, aku hanya berusaha menyelamatkan hati kita. Kamu bilang kalau kita jatuh lebih dalam, kita akan lebih merasakan sakit. Maka itu aku berusaha untuk bangun dari jatuh yang sudah begitu menyakitkan ini. Menghindari setiap kemungkinan yang akan membuat kita jatuh lagi.
Sudah berapa banyak hati yang kamu singgahi, setelah hatiku? Sudah ada yang bisa menjadi alasanmu untuk selalu kembali? Sudah ada yang kamu cintai sepenuh hati? Kalau jawabannya sudah dan iya, maka dengan sedikit munafik aku akan turut berbahagia. Pasti kamu akan selalu dihadiahi suka cita.
Hmm rasanya ingin sekali cepat-cepat pergi dari pulau ini, barangkali segera ditemukan si pengganti. Barangkali bisa sesegera mungkin menyembuhkan hati. Barangkali dengan jauh denganmu, aku bisa membuka hatiku untuk orang yang sudah lama menunggu didepan pintu. Karena kenyataannya, aku terlalu sayang menghapus potret-potret kita dihandphone ku. Aku terlalu sayang membuang gambarmu yang tertempel dibalik pintu lemariku. Bahkan aku terlalu enggan menghapus semua tentangmu dari ingatanku. Hah, ternyata cinta sebodoh itu!
Aku tidak akan lagi mengatakan langsung tentang perasaanku padamu, aku cukup menulis apa yang ada dibenakku disini. Karena aku yakin, cepat atau lambat kamu pasti membacanya. Dan kamu pasti tahu, setiap kali aku menulis, pipiku selalu basah. Dan kali ini, bukan kamu yang mengusapnya, bahkan tak satupun.
Setelahnya, aku berusaha tarik napas dan berkata bahwa 'Aku Harus Bisa'. Karena mungkin memang cinta adalah merelakan. Aku merelakanmu..

Sleeping is so hard when i can't stop thinking about you