Aku telah menjadi seorang pengecut karena berusaha membencimu. Aku adalah seorang pecundang yang tidak berani mengucapkan sepatah katapun saat kamu memilih untuk menyerah. Aku seperti daun gugur yang tertiup angin, semakin jatuh terhempas tanpa tahu bagaimana cara untuk menyelamatkan diri. Masih bisakah daun gugur menyelamatkan diri dari pohon yang sudah tidak menginginkan keberadaannya lagi sebagai bagiannya?
Aku ingin kamu tahu, sepilu apapun hati ini karenamu, aku tidak pernah sedikitpun membencimu. Aku hanya membenci diriku sendiri. Aku membenci diriku sendiri yang hanya bisa diam. Membiarkan kamu memilih menyerah dengan keadaan.
Mestinya aku baik-baik saja. Mestinya aku jauh lebih merelakanmu daripada aku harus mengkhianati agamaku. Tapi kenyataannya berlawanan. Aku lemah. Pernah tahu rasanya tersayat pisau tajam? Pernah tahu betapa tidak enaknya nyeri hati? Itu yang aku rasakan sekarang. Hati ini porakporanda, menjerit minta dibius agar sebentar saja tidak kesakitan. Hatiku bertanya, "Kenapa Tuhan menciptakan perbedaan agama kalau menyatukan perbedaan itu harus ada dosa yang ditanggung?".
Apanya yang salah? Bukankah kebenaran itu semu? Lalu kenapa setiap orang membenarkan agamanya masing-masing dan mengatakan agama lain selain yang dianutnya adalah salah. Bukankah semua agama itu baik? Semua agama mengajarkan kebaikan dan semua agama mengajarkan cinta?
Aku yang sedang belajar untuk ikhlas.