Ratusan
hari sudah kita lewati. Tidak ada yang terlalu lama, atau pun
terburu-buru. Seharusnya seperti itu kan? Seimbang. Ratusan hari sudah
kita jalani. Tepat di detik pertama kamu menemukanku, skenario Tuhan
mulai bekerja dengan luar biasa. Tepat di detik pertama kamu mengetahui
namaku, seolah-olah ada sebuah ijin yang kukantongi untuk mengenalmu
lebih jauh. Tepat di detik pertama percakapan kita
tercipta, ada alur lincah yang menari untuk membuat kita tetap terjaga
dalam kata. Tepat di detik pertama, kamu memulai segalanya. Tepat di
detik pertama, ada rahasia manis milik dunia yang tak pernah bisa
diterka oleh kepala. Ratusan hari sudah berlalu dari pandangan, namun
doa-doa masih terus dipanjatkan untuk sebuah kebahagiaan di masa depan.
Ratusan hari sudah pergi dari lintasan, hingga akhirnya aku bersyukur
kalau kita telah dipertemukan. Ratusan hari pernah kita cicipi. Dan
kini, dengan mudah kamu menciptakan rona pada pipi, dengan mudah kita
melupa tentang hal-hal pahit yang sempat meretakkan hati, yang pernah
hadir lewat spion masa lalu. Ratusan hari sudah kita tapaki, namun masih
ada ketidakpastian tentang isi hati. Tentang bagaimana perasaan kita
sebenar-benarnya. Satu yang aku tahu, kita adalah racikan sederhana yang
telah Tuhan rencanakan... Permulaan itu kugarisbawahi dengan tebal.
Pertemuan itu kucatat berulang-ulang. Ada sesuatu yang belum kumiliki,
sudah kusyukuri, namun enggan kulepaskan. Entah kapan, sejarah kita bisa
dideklarasikan di depan seisi dunia.. Entah kapan, aku bisa dengan
lantang mengutarakan bahwa kamulah satu-satunya. Bahwa kamulah yang aku
cinta. Bahwa segala sesuatunya terasa luar biasa, sesederhana ketika
kamu ada. Namun, sejak bertemu denganmu pemikiranku berubah seratus
delapan puluh derajat. Ada hati yang semakin dewasa, semakin mengerti,
semakin paham untuk mengolah cinta. Ada hati yang lebih tegar, lebih
mempercayai bahwa Tuhan lebih ahli merencanakan segala sesuatunya., Ada
hati yang libur panjang untuk bersedih dan ada hati yang sudah tak
pernah ingin kawatir terhadap apapun. Karena ia percaya, segalanya akan
baik-baik saja.Aku bermimpi memiliki satu hari yang tak pernah habis
kunikmati bersamamu. ,Satu hari yang tak pernah selesai. Satu hari yang
mengandeng hari-hari lain untuk mengikat kita dalam doa. Menjaga kita
dari kecewa. Menghindarkan kita dari luka. Satu hari yang membebaskan
segala rasa takut. Karena bersamamu, itulah inginku. Mulailah terus
mengirimkan bahagia, ciptakanlah hal-hal manis agar kepalaku tak bosan
mengingatnya. Mulailah jadi yang pertama melakukan segalanya untukku dan
yang terakhir yang takkan melepaskanku. Mulailah segalanya tanpa sebuah
akhir. Mulailah di waktu yang tepat, di detik yang Tuhan ijinkan. Aku
akan menunggu, jikalau kamu memperbolehkannya. Aku memelukmu dalam doa.