Minggu, 29 Desember 2013

Di bawah cakrawala ketika senja terjadi di pantai Lovina, Bali.
Dibalik diamku, ada sejuta hal-hal yang tak bisa kamu jangkau dengan mata tertutup. Dan dibalik kerabunanmu, terseliplah kerapuhan hatiku. Kita sepasang buta dan bisu yang sulit menyatu tanpa bantuan hati. Tanpa suara, tanpa mata, semoga kita tetap bisa mengumpulkan bahagia !
Percuma jika nanti kalian tawarkan keramaian yang tak menggandeng aku sama sekali. Sepi masih mengiris nadi, seperti aku tak diinginkan disini...

Sabtu, 28 Desember 2013

Kau menghukum hati ini, hati yang dulu kau yakini takkan pernah mengecawakanmu..
Dengan menulis, aku berharap kata akan menerjemahkan setiap rasa yang sulit terucap lewat suara..

Lupakan apa yang pernah kuberi. Kecuali doa untuk kebahagiaanmu, jangan lupa diamini
Padamu aku menetapkan rasa. Padaku sulit menyangkalnya lebih lama. Dalam sebuah doa, aku mengekalkan "kita"

Jumat, 27 Desember 2013

Selalu Begini

Aku akan lebih banyak diam. Lebih banyak menerima. Lebih banyak rela. Lebih banyak kehilangan dan lebih banyak terluka. Aku akan lebih banyak diam, sementara kamu tak perlu tahu apa-apa. Aku akan lebih banyak mengadu pada Penciptaku. Aku akan bicara soalmu sebebas-bebasnya, cukup dengan Dia. Aku akan lebih banyak terlihat baik-baik saja di depanmu. Agar bahagiamu bebas berkeliaran, sementara milikku terpenjara pada kehilangan yang paling sunyi. Aku akan lebih banyak menunduk untuk mengacuhkanmu, meski dengan menatapmu itu nyawa terbesarku. Aku takkan tega membiarkan wajahku terlihat penuh airmata saat melepasmu tanpa aba-aba. Ketidaktahuanmu itu sungguh mericuhkan duniaku yang rasanya ingin bersuara menunjukkan semua. Tapi tak semuanya harus terlihat, tak semuanya harus terungkap, meski harus tahunan atau selamanya dijaga. Tak apa, mungkin begini seharusnya cinta diperankan. Padamu, olehku.
Tidak ada yang tahu sebesar itu perasaanku. Tidak ada yang tahu bahwa sebegitu berharganya satu pertemuan yang menghadirkan kamu. Tidak ada yang tahu bahwa bersebelahan denganmu, itulah yang kutunggu. Kamu asing dengan duniaku dan duniamulah yang membiasakanku dengan keberisikan akan dia. Mungkin ini saatnya menutup telinga dari suara-suara yang menggoreskan luka baru, ini saatnya kepergianku. Ini saatnya aku membawa pergi hati dan seisinya agar terobati. Lebih cepat angkat kaki, lebih baik. Aku tak ingin membiarkan perulangan ini melukaiku berulang-ulang dan aku hanya akan menanggapinya dengan sebuah ‘kembali’. Semoga ini tidak akan terjadi.
 
Terlalu tinggikah jika bahagia yang paling sederhana buatku itu kamu? Terlalu egoiskah jika aku hanya ingin kamu, bukan yang lain?
  Kalau bisa memutar waktu, aku tak ingin memutarnya. Tidak ada yang perlu diubah. Kalau ada yang pantas pergi, pasti akan dikirimi pengganti.
Tanpa perlu aku berbisik, rindu sudah terlalu berisik

Sleeping is so hard when i can't stop thinking about you